WARTAWAN PADANG

Hal ihwal tentang Sumatra Barat

Marlis-Aristo Sudah Mengerjakan Sementara yang Lain Masih Berpikir


Oleh: Eko Yanche Edrie

Lima kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat yang menjadi kontestan Pilkada pertengahan tahun ini adalah pasangan yang bukan sembarangan. Kelimanya adalah calon yang hebat, paling tidak semuanya berani memberikan garansi untuk kehebatan mereka jika kelak terpilih jadi gubernur.

Tapi agaknya semua kita sepakat bahwa incumbent adalah posisi yang sangat strategis untuk berlaga memperebutkan hati rakyat. Sudah banyak dibuktikan bahwa incumbent memiliki peluang yang lebih besar dari penantang.

Lalu di mana-mana incumbent menjadi titik fokus dari semua penantang. Pada beberapa praktik politik, incumbent malah dijadikan common enemy atau musuh bersama oleh para penantangnya. Yang penting bagaimana incumbent bisa ditumbangkan.

Dalam hal Pilkada (dengan alasan estetika dan etika bahasa saya lebih suka menulis Pilkada daripada latah menulis Pemilukada versi KPU) Sumatra Barat yang jadi titik fokus percaturan tentu saja pasangan Marlis-Aristo. Marlis, adalah incumbent yang notabene sedang berkuasa dan melanjutkan kepemimpinan dia dengan Gamawan Fauzi sampai periodesasi lima tahun selesai.

Berbagai kelemahan Marlis lalu dicari agar bisa menjadi pintu masuk menggurajaikan dia. Cara itu dari yang halus sampai yang kasar. Tapi sejauh ini belum terlihat adanya komplain dari kubu Marlis-Aristo soal serangan-serangan black-campaign maupun sempritan yang dilakukan oleh KPU dan Panwas. Serangan masih terbatas dilakukan pada jalur-jalur yang bukan mainstream misalnya di internet.

Kembali ke soal posisi incumbent. Pada galibnya, posisi itu adalah posisi bertahan. Dia hanya memerlukan tindakan mempercantik sekaligus memperkuat benteng sambil terus mengasah anak panah dan menghimpun peluru meriam sebanyak-banyaknya.

Posisi seperti itu dilakoni Marlis Rahman. Ibarat orang berjualan, galas Marlis adalah galas yang sudah memiliki pelanggan sedang yang lain baru akan meonyok-onyok kan galasnya kepada calon pelanggan.

Sepanjang lima tahun ini apa-apa yang sebagian besar hendak ditawarkan oleh kandidat lain, sudah dilaksanakan oleh Marlis Rahman. Apalagi dengan ditambah pula oleh setumpuk prestasi calon wakilnya, Aristo Munandar yang dikenal sebagai Bupati sukses sepanjang 10 tahun di Agam.

Apa yang sudah dihasilkan sebagai program pro-rakyat selama lima tahun bersama Gubernur terdahulu Gamawan Fauzi, bagi Marlis-Aristo (yang dikenal dengan akronim MATO) tentu sudah menjadi modal dalam menyusun kelanjutan program tersebut jika Allah mengizinkan Marlis-Aristo menang dalam Pilkada 30 Juni mendatang.

Jadi kalau Marlis-Aristo diberikan amanah oleh rakyat menyusun program lima tahun ke depan, pasangan ini hanya tinggal meng-update RPJM yang ditetapkan lima tahun silam bersama Gamawan Fauzi itu.

Berbagai program pembangunan yang telah disusun dalam RPJM Sumatera Barat 2006-2010, yang bertumpu pada tujuh Agenda Prioritas; bidang ekonomi, sosial budaya, infrastruktur,dan penanggulangan kemiskinan, telah dirasakan hasil dan manfaatnya oleh masyarakat Sumatera Barat. “Kami ingin melanjutkan semua itu bagi Sumatera Barat yang lebih baik di masa depan,” ujar Marlis Rahman seperti dikutip pers pecan dua silam usai bertemu dengan Mendagri Gamawan Fauzi di Jakarta.

Di bidang ekonomi, telah dilakukan pengembangan ekonomi kerakyatan  lewat program peningkatan produksi pertanian dan perkebunan seperti program kakao, kopi dan tanaman padi, registrasi dan pembinaan sekitar 3.000 pedagang kaki lima yang dihimpun ke dalam koperasi dan dibantu modal Rp 300 ribu/orang. Di bidang infrastruktur yang mempunyai implikasi ekonomi dan menunjang ekonomi kerakyatan serta pembukaan lapangan kerja, antara lain pembangunan jalur dua jalan by pass Padang plus fly over Duku yang kontrak kerjanya bernilai Rp 640 milyar telah diteken antara Korea Selatan – Indonesia 11 September 2009 lalu. Kemudian pembangunan jaringan irigasi Panti-Rao yang sebelumnya direncakana akan diresmikan akhir November lalu. Pembangunan bendungan dan irigasi Batang Anai II bernilai Rp 270 milyar yang dimulai tahun ini. Melanjutkan pembangunan Jalan Siti Nurbaya dari Muara melintasi Gunung Padang ke Telukbayur sehingga jembatan Siti Nurbaya yang dibangun sejak Gubernur Hasan Basri Durin bisa berfungsi sebagaimana direncanakan.

Disamping itu ada sejumlah proyek yang perlu dilanjutkan seperti pembangunan Kantor Penghubung/Perwakilan Sumatera Barat yang baru di  Jakarta, pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat,  merampungkan pembangunan jalan dan jembatan Kelok Sembilan, sekitar Rp 275 milyar yang ditargetkan rampung Juli 2010. Kemudian merampungkan pembangunan jalan  Ombilin Singkarak – Batusangkar berbiaya Rp 27 milyar, pembangunan Jalan Pantai Padang dan jembatan Purus V melintasi Banjir Kanal, dan pembangunan PLTU 200 MW di Teluk Siriah, Teluk Kabung Padang.

Begitu juga kelanjutan pembangunan jalan Sicincin-Malalak sepanjang 42 km (Rp 220 milyar), pembangunan Jembatan Ngarai Sianok, 500 meter menuju Kota Bukittinggi, melanjutkan pembangunan jalan raya expressway dua jalur dari Duku-Sicincin sepanjang 19 kilometer dengan lebar 34 meter, berbiaya sekitar Rp 200 milyar. Kemudian pembangunan jalan baru Muara Sakai -Lunang lewat perkebunan PT  Incasi Raya selebar 7 meter dan panjang 27 km sebagai kunci pengembangan wilayah Pesisir Selatan.

Rekaman hasil kerja selama lima tahun itu adalah bukti nyata yang akan disampaikan Marlis sebagai incumbent kepada para pemilih. Kandidat-kandidat yang lain tentu saja boleh melanjutkan program tersebut, bahkan mengklaim pula akan ‘memperbaiki’. Tetapi jika itu disebut sebagai hal yang perlu dilanujutkan berarti ada pengakuan bahwa selama lima tahun terakhir sudah berhasil dicetak sejumlah bukti nyata pembangunan oleh Marlis (bersama Gamawan). Logikanya, kalau yang ada ini sudah baik, kan tinggal melanjutkan menjadi lebih baik lagi.

Jadi tidak salah kalau bagi tim pemenangan Malis-Aristo senantiasa diungkapkan bahwa MATO tidak memberikan janji melainkan memberikan bukti. Kalimat yang lebih mengena lagi adalah : MARLIS-ARISTO SUDAH MENGERJAKAN SEMENTARA YANG LAIN MASIH BERPIKIR. Ini hamper mirip dengan motto sebuah perusahaan semen milik negara yang ada di Sumatra Barat.*** (dimuat pada Tabloid DetikNews edisi 3 Mei 2010)

Mei 13, 2010 Posted by | pemerintahan, politik, SUMBAR HARI INI | , , | 3 Komentar

Warga Kacang Minta Perlindungan


JAKARTA, Haluan

Meskipun mantan Dandim Solok Letkol Inf. Untung Sunanto sudah ditahan untuk kasus kematian Rusman Robert dan anak buahnya juga sudah diperiksa oleh pihak Polisi Militer, masyarakat perantau Kacang yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Nagari Kacang (IKKA) Jabodetabek, meminta pengusutan kasus ini terbuka kepada publik.Jurubicara IKKA Jabodetabek, H. Suhasril kepada wartawan di
Jakarta kemarin meminta pihak berwenang mengusut tuntas kasus ini.
“Atas nama masyarakat Kacang di perantauan, kami mengharapkan masalah ini jangan sampai masuk di depan, keluar di belakang,” kata dia.Ketika wartawan menanyakan apa yang dimaksud dengan istilah ‘masuk di depan keluar di belakang’ itu, Suhasril menyatakan bahwa maksudnya adalah bahwa kasus ini tidak diselesaikan dengan tuntas.IKKA, kata Suhasril, setiap hari senantiasa memantau perkembangan kasus ini dan selalu berkomunikasi dengan masyarakat di kampung halaman. “Kami menyambut baik tindakan Danrem 032/Wirabraja yang telah bertindak cepat menonaktikan kemudian menahan mantan Dandim Solok itu berikut dengan anak buahnya. Tapi itu saja tidak cukup, kami berharap prosesnya hendaknya terbuka,” kata Suhasril.Ia menilai tindakan yang diduga dilakukan oknum perwira menengah dengan anak buahnya itu sungguh cerminan yang tak baik dari militer. Ia nilai ini ujud dari arigansi oknum TNI. “Kalau Man Robert bersalah, apakah setimpal kesalahannya dengan nyawanya yang harus melayang.
Kan kasihan anak-anaknya,” kata dia lagi.
Dalam penjelasannya lebih lanjut, Suhasril juga menjelaskan bahwa IKKA juga sudah menyampaikan sebuah
surat resmi kepaa Kapolda Sumbar, Danrem 032/Wirabraja dan Komandan Detasemen Polisi Militer di Padang . Isi
surat itu adalah permintaan perlindungan hukum untuk menjaga ketenangan masyarakat Kacang.
“Ini
kan persoalan menyangkut tindakan arogan oknum aparat keamanan. Jadi, kami tetap memerlukan perlindungan hukum bagi ketenangan warga kami di kampung halaman,” ujar Suhasril. IKKA menyampaikan
surat bernomor 09/IKKA-DKI/V/2007 itu pada 31 Mei 2007 lalu.
usa

Juni 4, 2007 Posted by | SUMBAR HARI INI | 1 Komentar

Harga Gardamon di Padang Membaik



PADANG, Haluan

Tanaman rempah-rempah tradisional
Indonesia garda mungu atau yang lebih dikenal dengan gardamon, harganya saat ini melonjak tajam baik di pasaran lokal maupun pasar internasional. Bila bia sanya harganya hanya sekitar Rp8000 atau paling mahal hanya sekitar Rp20.000, kini harganya naik menjadi sekitar Rp50.000/kg.

“Saat ini garda mungu, harganya di luar dugaan bisa melonjak tajam menjadi US$ 6,5 per kilogramnya atau sekitar Rp50 ribu. Padahal bia sanya harganya hanya lah se kitar Rp8 ribu atau paling ma hal cuma sampai Rp20 ribu,” ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Barat, Asnawi Bahar pada Haluan, Jumat (1/6).

Menurut Asnawi, kenai
kan harga komoditi perkebunan garda mungu tersebut hendaknya bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pe tani nasional dan juga lokal agar selalu telaten dalam merawat dan mengembangkan komoditi lahan pertaniannya sehingga bila sewaktu-waktu harganya naik, para petani bisa memetik hasil yang maksimal dari kenaikan harga tersebut.

“Belajar dari hal ini hendaknya para petani kita, begitu harga komoditi pertaniannya jatuh, jangan langsung saja patah semangat dan tidak meneruskan pengembangan komoditi pertaniannya tersebut. Seperti yang terjadi pada garda mungu saat ini, dulu karena harganya murah ba nyak para petani kita yang patah semangat menanamnya. uita

Juni 3, 2007 Posted by | SUMBAR HARI INI | 1 Komentar

Panyakalan Nagari Terbaik di Solok


SOLOK, Haluan

Nagari Panyakalan Kecamatan Kubung Solok Berhasil keluar sebagai Nagari Rancak Kabupaten Solok tahun 2007 dan sekaligus berhak mewakili Kabupaten dalam Lomba Nagari tingkat Sumbar.

Kepala KPM Kabupaten Solok Drs. Suardi Batu Bara, MM yang sekaligus juga duduk sebagai Sekretaris Tim Senior Lomba Nagari Rancak Kabupaten Solok kepada Haluan  menjelaskan, Nagari Panyakalan berhasil menysisihkan 4 nominasi lainnya yakni. Nagari Bukit Kanduang, Kecamatan X Koto  Diatas, (ranking II), Nagari Cupak, Kecamatan Talang (ranking III), Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti (ran-king IV) dan Nagari Bukit tandang Kecamatan Bukit Sundi (ranking V).

Menurut Suardi yang ditemui Haluan Sabtu (2/6) Nagari Panyakalan menurut rencana akan didatangi tim pripinsimpada tanggal 18 Juni mendatang guna “mempertaruhkan” nama Kabupaten Solok untuk tingkat propinsi Sumbar. ush

 

Juni 3, 2007 Posted by | SUMBAR HARI INI | 1 Komentar

Padang Bertekad Habisi Narkoba


wawako-yusman-kasim.jpgPADANG, Haluan
Pemko Padang  bekerjasama dengan seluruh organisai pemuda, termasuk organisasi mahasiswa dan OSIS bertekad mewujudkan Kota Padang Bersih Narkoba sebelum cita-cita ASEAN Bersih Narkoba tahun 2015 nanti.
“ASEAN bercita-cita bebas Narkoba tahun 2015. Hendaknya kita semua bertekad lebih  dulu bebas Narkoba sebelum 2015 ini. Jika kita semua kompak perang Narkoba, kita yakin Padang bersih dari peredaran barang-barang haram ini,” kata Ketua Badan Narkoba Kota (BNK) Padang, H. Yusman Kasim menjawab Haluan usai menyaksikan pertandingan Liga Indonesia Divisi I antara PSP Padang melawan PSAP Sigli Aceh di GOR H. Agus Salim Padang, Minggu (3/6) sore.
Yusman yang juga sebagai Wakil Walikota Padang dan Ketua Umum PSP Padang tersebut mengungkapkan, berdasarkan data kasus Narkoba tahun 2006 yang berhasil terungkap, Padang dinilai masuk 5 besar peredaran Narkoba.
“Memang data ini menunjukkan Kota Padang sebagai salah satu kota incaran pengedar. Namun, dari data ini juga memotivasi kita bersama petugas untuk memerangi Narkoba ini, sebab data ini disusun berdasarkan keberhasilan sebuah kota bersama aparat mengungkap kasus peredarannya. Mungkin daerah lain lebih parah, namun belum terungkap maksimal,” ujarnya lagi.
Pada awal tahun 2007 sekarang, ancaman peredaran Narkoba di Kota Padang masih  mengkhawatirkan. Calon korban yang menjadi sasaran empuk oleh pengedar bukan  saja kalangan remaja dan ABG, namun juga anak dan orang dewasa. Namun, yang menjadi sasaran empuk memang generasi usia 18-35 tahun.
Dari data nasional hampir 1,5% pupulasi penduduk Indonesia merupakan pemakai dan pengedar Narkoba. Artinya saat ini ada sekitar 3,2-3,6 juta penduduk positif menyalahgunakan barang-barang terlarang tersebut. Berdasarkan jumlah kasus itu,  sekitar 15 ribu orang harus meregang nyawa, dan 78% diantaranya jumlah itu merupakan generasi muda (usia 19-22 tahun).
Ketua KNPI Padang diwakili Sekretaris, Yuliarman saat diwawancarai di sela-sela dialog permasalahan pemuda beberapa waktu lalu menambahkan, KNPI sebagai wadah organisasi pemuda siap mendukung program Pemko Padang dan BNK dalam memerangi Narkoba. uvid

Juni 3, 2007 Posted by | SUMBAR HARI INI | 1 Komentar

Aie Angek Setelah 78 Hari


Enam Maret Enam Skala Reichter Enam Menit!Tanpa jeda. Lalu punah rarah. Ribuan rumah ambruk ke bumi. Gempa tak pandang bulu. Rumah orang kaya rumah orang miskin, sama saja. Kini mendekati tiga bulan setelah gempa dahsyat di sebagian besar wilayah Sumatra Barat itu sudah berlalu. Getaran di bawah bumi mulai menyurut meskipun tiap hari masih saja terjadi. Namun secara psikologis masyarakat sudah mulai beradaptasi dengan kondisi ini.Selama lebih sebulan dari 6 Maret 2007 itu berbagai pihak sudah menunjukkan kepedulian dalam bentuk tanggap darurat. Dari instansi pemerintah dan swasta hingga lembaga-lembaga Internasional sudah turun tangan.Kini masa tanggap darurat itu sudah berakhir. Yang disambung dengan program-program pemulihan atau recovery dengan kebutuhan dana yang tak sedikit. Pemerintah provinsi mencatat mendekati angka Rp2 triliun.Di berbagai nagari yang mengalami bencana, masyarakat kini nyaris tak punya tempat berteduh seperti sediakala. Sebulan masa tanggap darurat, yang dirasakan adalah kekurangan makanan dan kebutuhan logistik lainnya. Tetapi sekarang setelah masa tanggap darurat berakhir, yang dihadapi masyarakat adalah trauma pascagempa hingga ketidakmungkinan mendirikan rumah tempat bertdeduh seperti sediakala dalam waktu cepat.“Tak mungkin membangun dengan cepat. Karena masyarakat umumnya tidak punya tabungan apalagi asuransi. Walhasil semua sangat bergantung pada bantuan pemerintah,” kata N. Dt. Simarajo, warga Nagari Gunung Rajo Kecamatan Batipuh Tanah Datar.Di Aie Angek Kecamatan X Koto Tanah Datar hal yang sama juga dirasakan masyarakatnya. Hanya seperlima saja dari total bangunan yang ada di Nagari  di lereng Gunung Merapi itu yang masih ‘berdiri’. Selebihnya kalau tidak rata dengan tanah, pastilah kondisinya amat parah, tak layak dihuni lagi.Bantuan yang pernah dijanjikan pemerintah belum kunjung turun. “Tak mungkin masyarakat terus menerus berada dalam tenda darurat, eknomi keluarga harus bergerak,” tutur Plt.Wali Nagari, B. Sutan Saidi.Maka lengkaplah cobaan bagi masyarakat di
sana. Rumah tak terbangun, anak-anak harus sekolah, tahun ajaran baru tiba pula, beberapa persil sawah kekeiringan karena ada irigasi yang rusak diguncang gempa.
Menyadari kondisi ini, Wali Nagari bersama perangkatnya mulai menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak terus menerus berkeluhy kesah, menangisi apa yang sudah terjadi. “Berlama-lama dalam kedukaan tentu hanya akan membawa kerugian. Semua harus bangkit kembali, kembali ke sawah dan ke ladang. Kembali meneruka bumi untuk mencari kehidupan yang lebih baik demi menghidupi keluarga,” kata B. Sutan Saidi.Tiap hari ia menggelorakan semangat warga untuk menatap kenyataan yang ada. Musibah ya musibah. Selain mesti diterima dengan sabar dan tawakal, tidak boleh terus menerus terkepung kedukaan dan keputusasaan. “Walhasil yang bertani kembali ke sawah, yang sudah bisa membangun rumah darurat dengan bambu ya bangun dulu. Lupakan dulu akan ada bantuan atau tidak dari pemerintah, kami mencoba berdikari mengatasi masalah ekonomi masing-masing,” kata Sutan Rangkayo Batuah (55). Ia bertani sayuran organik dan menjualnya di pasar sayur organik Aie Angek. Menjelang habis masa tanggap darurat ia sudah mengajak semua anggota keluarganya untuk bangkit dari keterpurukan. “Nasib tidak akan diubah Allah  kalau kita tidak berusaha pula mengubahnya,” kata ayah
lima anak ini.
Ia mendirikan rumah dengan bahan
baku dari bambu. Ia berpikir kalau tidak diusahakan sendiri tentu tidak akan bisa-bisa juga. Lagi pula ia tak ingin cucunya yang masih kecil terus menerus tinggal di tenda.
Langkah Rangkayo itu diikuti juga oleh banyak penduduk Aie Angek. Semua pria yang sebelumnya adalah petani di sawah bertanam palawija, ya kembali ke sawah. Yang berladang kol di hutan kembali berladang. “Kita lupakan dulu ada atau tidak bantuan dari pemerintah, perbaikan ekonomi harus segera dilaksanakan tanpa menunggu program-program pemerintah,” kata Jon (40) juga seorang petani. Rumahnya sudah tak mungkin dihuni lagi. Iapun mengajak keluarganya untuk bergotongroyong merehabilitasi rumah kayu yang masih tersisa. Semua menggunakan bambu.Kini hampir semua penduduk sudah mulai menyadari bahwa saatnya bangkit kembali dari keterpurukan tidak harus menunggu bantuan pemerintah. “Bukan berarti bantuan pemerintah tidak kita butuhkan. Tetapi kalau urusan bantuan itu memrlukan teknis adimistrasi yang agak rumit, tentu kami menunggunya agak lama. Sementara kehidupan berputar terus, saat bangkit dengan penuh semangat dan harapan sudah tiba,” kata St. Rangkayo Batuah.Enam Skala Reichter Enam Menit.

Begitu cepat meluluhlantakkan sebagian Minangkabau. Tapi tidak boleh terlalu lama dalam palunan kedukaan. “Saatnya menyingsingkan lengan baju lagi,” kata Wali Nagari Aie Angek B.Sutan Saidi.(haluan/rabu/23 Mei 2007)

Juni 3, 2007 Posted by | SUMBAR HARI INI | Tinggalkan komentar

Korupsi di Dinsos Sumbar


DUA tersangka kasus dugaan korupsi di Dinas Sosial Provinsi Sumbar senilai Rp 400 Juta, Drs Budi Susanto MPd (49), Kasubsdin Bantuan dan Jaminan Sosial di Dinsos Sumbar dan Ir L Dasviendri (40), Direktur CV Artha Kreasi akhirnya Kejaksaan Tinggi Sumbar, Kamis (6/7) kemarin. Kajati Sumbar Amrizal Syahrin, S.H., dengan surat perintah Penahanan Nomor : Print 225/N3/Fd.1/07/2006 tertanggal 6 Juni 2006 menahan tersangka Budi Susanto selama 20 hari sampai tanggal 25 Juli 2006 nanti, sedangkan tersangka Dasviendri ditahan dengan surat perintah penahanan Nomor : Print 256/N3/Fd.1/07/2006 yang juga ditahan selama 20 hari.
(Harian Haluan/7 Juli 2006)

Juli 6, 2006 Posted by | SUMBAR HARI INI | 4 Komentar

LUCGU Qolfiera Muhammad ke IMSO 2006


LUCGU Qolfiera Muhammad, siswa SD Baiturahmah Padang terpilih mewakili Sumbar sekaligus mewakili Indonesia sebagai calon peserta International Mathematics and Science Olympiade (IMSO) 2006.
Terpilihnya Lucgu setelah ia berhasil masuk peringkat 58 besar jalur B yang diseleksi langsung Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Kasubdin Pendidikan dan Pengajaran Dinas Pendidikan Sumbar, Drs. Syafruddin Abbas, M.Pd didampingi Kasi Perlombaan Drs. Erten Munandar, M.Pd kepada “Haluan” di ruang kerjanya mengatakan, terpilihnya Lucgu merupakan pengulangan prestasi dunia pendidikan Sumbar, khususnya tingkat SD dari prestasi Olimpiade Sains tahun-tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah, untuk prestasi pendidikan yang sifatnya pribadi ini kita selalu berhasil meraih prestasi tingkat nasional. bagi Baiturahmah sendiri sebagai SD swasta unggulan di Padang juga merupakan pengulangan prestasi dimana dua tahun lalu siswanya atas nama Amelia berhasil meraih emas untuk Sumbar,” kata Syafruddin yang akrab dipanggil Jack itu.
(Harian Haluan/7 Juli 2006)

Juli 6, 2006 Posted by | SUMBAR HARI INI | 2 Komentar